Masa Adven mempunyai arti yang sangat penting bagi umat beriman karena merupakan saat persiapan diri untuk menerima kedatangan Tuhan yang akan dirayakan pada hari Natal. Berikut beberapa hal yang perlu diketahui tentang sejarah dan makna Adven itu sendiri:
A. Sejarah Adven
Kata Adven berasal dari bahasa Latin adventus yang berarti kedatangan. Masa Adven dipahami sebagai masa persiapan menantikan kedatangan Tuhan. Masa Adven meliputi empat hari Minggu sebelum Natal. Masa Adven dirayakan dengan maksud:
1) mengarahkan umat beriman supaya menantikan kedatangan Tuhan yang kedua pada akhir zaman dengan penuh harapan, dan
2) menyiapkan hari Natal, yaitu merayakan kedatangan Yesus, Putera Allah, yang hadir di dunia, di antara umat manusia.
Berdasarkan kedua maksud tersebut, maka bacaan Ekaristi selama 4 hari minggu mempunyai tekanan yang berbeda. Minggu Adven I berbicara mengenai kedatangan Yesus Kristus pada akhir zaman, Minggu Adven II dan III menampilkan Yohanes Pembaptis yang menyiapkan jalan bagi Tuhan, serta Minggu Adven IV menampilkan Maria yang melahirkan Yesus.
Kapan tradisi Adven dilakukan? Tidak begitu jelas dan pasti, tetapi ada sumber yang menunjukkan bahwa tradisi Adven muncul di Spanyol sekitar abad IV. Awalnya, Adven merupakan persiapan pesta Epifani (Penampakan Tuhan) yang jatuh pada tanggal 6 Januari, dengan cara bermatiraga (askese) sambil berdoa. Kemudian, sekitar pertengahan abad VI, di Roma, Adven dirayakan sebagai persiapan Natal yang diwarnai suasana gembira dan penuh harapan.
Awalnya, Adven berlangsung selama enam minggu, kemudian Paus Gregorius Agung (591-604) menetapkan Adven menjadi empat minggu. Tema sentral Adven adalah penantian kelahiran Yesus dan kedatangan-Nya yang kedua (parousia). Konsili Vatikan II tetap mempertahankan makna Adven sebagai penantian kelahiran Yesus sebagai Mesias dan kedatangan-Nya yang kedua (parousia), sehingga Adven tidak pertama-tama menekankan pertobatan dan penyesalan, seperti masa Pra-paska, melainkan perayaan yang bersifat pesta (mengandaikan kegembiraan) mengenai inkarnasi, harapan kesucian dan parousia. Adven merangkum keseluruhan misteri kedatangan Allah dalam sejarah sampai pada pemenuhan-Nya. Adven menunjuk pada dimensi sejarah keselamatan, yaitu Allah yang dinantikan dalam diri Yesus dari Nazaret tampak nyata dalam sejarah hidup manusia di muka bumi. Dalam Dia, Allah menampilkan wajah-Nya (Yoh 14:9).
Selain itu, Adven juga berkaitan dengan dimensi eskatologis kehidupan murid-murid Yesus. Allah memelihara murid-murid Yesus agar mengalami keselamatan (1Tes 5:9) dan mewujudkan janji-Nya yang mengarah kepada Hari Tuhan‚ (1Kor 1:8 ; 5:5). Itulah sebabnya Gereja mengajak kita untuk menantikan kedatangan Hari Tuhan dengan sikap berjaga-jaga penuh kegembiraan dan optimis dalam pengharapan dengan berdoa ‚ Maranatha: Datanglah ya Tuhan Yesus (Why 22:17-20), menumbuhkan sikap tobat dan berpaling kepada Allah karena Dia adalah pokok pengharapan kita (Rm 8:24-25), serta menghayati semangat lembut hati dan rendah hati (Mat 5:3-12). Sikap-sikap seperti inilah yang diungkapkan dan direnungkan dalam bacaan-bacaan Ekaristi selama Masa Adven.
B. Lilin dan Lingkaran Adven
Lilin Adven adalah empat batang lilin yang diletakkan di lingkaran Adven (korona Adven), yang terdiri dari tiga lilin berwarna ungu dan satu lilin berwarna merah muda. Keempat lilin ini melambangkan keempat minggu dalam masa Adven. Lilin ungu, yang melambangkan pertobatan, dinyalakan di minggu Adven pertama, kedua, dan ketiga. Lilin merah muda, yang melambangkan suka cita pada hari Natal yang hampir tiba, dinyalakan pada Minggu Adven ketiga bersamaan dengan lilin ungu ketiga. Minggu ini disebut Minggu Gaudete (bahasa Latin) yang berarti bersukacitalah karena Natal hampir tiba.
Pada hari Minggu Adven keempat, keempat lilin tersebut digantikan dengan lilin-lilin putih yang melambangkan suasana masuk ke dalam suka cita besar Natal. Lilin-lilin yang ditempatkan dalam lingkaran Adven tersebut mempunyai makna tidak berawal dan berakhir, yang menggambarkan Allah yang abadi, tanpa awal dan akhir. Lingkaran Adven selalu dibuat dari daun evergreen, berupa daun cemara, yang berarti senantiasa hijau, senantiasa hidup. Daun ini melambangkan Kristus yang mati namun hidup kembali untuk selamanya.
C. Warna Liturgi
Masa Adven adalah masa penantian kedatangan Tuhan, yang bernuansa pengharapan dan pertobatan. Nuansa ini digambarkan dalam rupa warna liturgi, baik yang berkaitan dengan pakaian maupun hiasan. Selama Adven warna liturgi yang ditampilkan adalah ungu, yang melambangkan penantian dalam suasana waspada sekaligus gembira dan berharap dalam merayakan Natal.
Selama Adven lagu Te Deum (Pujian Kepada Allah) dan Gloria (Kemuliaan) ditiadakan.
D. Pelaksanaan
Adven sebagai masa penantian kedatangan Tuhan dapat dilaksanakan dalam suasana harapan dan kegembiraan, dengan aneka kegiatan yang mendukung baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Aspek jasmani tampak dalam kesibukan umat untuk mulai menyiapkan pernikpernik Natal, antara lain menyiapkan gua Natal dan pohon terang dengan lampunya yang indah, menyiapkan kado dan pakaian yang akan digunakan untuk merayakan Natal, bahkan lagu-lagu bernuansa Natal mulai diperdengarkan. Tidak hanya itu, umat mulai memikirkan untuk melaksanakan aksi Natal bagi saudara-saudara yang kecil, lemah. miskin dan tersingkir (KLMT), baik yang hidup di tempat kumuh, panti asuhan, panti wreda, maupun daerah tertinggal yang membutuhkan uluran kasih. Aspek rohani diharapkan menjadi kegiatan yang lebih penting daripada aspek jasmani, baik yang dilakukan secara pribadi, dalam keluarga, maupun di lingkungan. Aspek rohani diupayakan dengan cara meningkatkan frekuensi doa pribadi dan bersama, membaca Kitab Suci pribadi dan bersama, terlibat dalam pendalaman bahan Adven serta menerima sakramen Pengampunan Dosa. Semua itu dilakukan sebagai upaya umat untuk menghayati persiapan diri dan hidupnya agar semakin pantas menantikan kedatangan Tuhan yang kedua dan merayakan Natal yang membawa kedamaian di bumi dan bagi semua manusia.